Model dan sistem pendidikan madrasah lebih baik dibanding dengan sekolah umum
Pakar pendidikan Islam Ahmad Tafsir mengatakan model dan sistem pendidikan madrasah lebih baik dibanding dengan sekolah umum. Oleh sebab itu, model dan sistem pendidikan terbaik yang harus dikembangkan bangsa ini di masa mendatang adalah model dan sistem pendidikan seperti madrasah.
“Dalam pandangan saya, model sekolah umum yang terbaik adalah madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah dibanding dengan sekolah umum seperti Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Umum,” ucap Ahmad Tafsir.
Menurut Guru Besar Pendidikan Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Gunung Djati Bandung ini, indikator madrasah lebih dari sekolah umum berdasarkan pada kenyataan masalah pokok pendidikan yang ada.
“Ada tiga masalah pendidikan, yaitu pengendalian diri (akhlak), “civic” (cinta tempat tinggal/Tanah Air/nasionalisme), dan pengetahuan/keterampilan. Sistem sekolah sudah gagal di bidang akhlak dan “civic”. Tetapi sekolah umum relatif berhasil dalam bidang pengetahuan,” kata Ahmad Tafsir.
Sebaliknya, sambung doktor lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta ini, madrasah berhasil dibidang akhlak dan “civic”, tetapi kurang dalam pengetahuan. Singkat kata, madrasah berhasil dalam dua bidang dan gagal dalam satu bidang. Sementara sekolah umum gagal dalam dua bidang dan berhasil dalam satu bidang.
“Padahal akhlak adalah masalah inti pendidikan. Jika akhlak gagal, bisa dipastikan pencapaian pengetahuan tidak berhasil. Sebab pendidikan tidak bisa berdiri tanpa akhlak,” katanya.
Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung Djati Bandung ini menjelaskan, indikator keberhasilan pendidikan berdasarkan pada idealisme setiap orang tua. Yaitu, menginginkan dua hal, anaknya tidak nakal (berakhlak mulia) dan pintar (menguasai pengetahuan). Dahulu aspek pengetahuan ini menjadi nomor satu. Namun, tren saat ini bergeser akhlaklah yang paling utama
“Salah satu bukti konkrit yang menunjukan sistem madrasah lebih baik adalah kenakalan siswa di madrasah lebih kecil dibanding sekolah umum. Ambilah dua poin, tawuran dan mabuk,” tambah Ahmad Tafsir.
Untuk meningkatkan kualitas madrasah, selanya, adalah menggenjot pada pengetahuan umum. Yakni, menyamakan porsi pengetahuan umum di madrasah dengan yang disajikan di sekolah umum. Dengan demikian, kurikulum dasar sekolah umum adalah 95% pelajaran umum dan 5% agama. Sedangkan di madrasah 95% umum dan 15% umum. Ini berarti pendidikan agama ditambah satu jam pelajaran pada hari Senin dan Selasa,” urai Ahmad Tafsir.
Pada sisi lain, menurut Ahmad Tafsir masalah lain yang dihadapi madrasah adalah kekurangan tenaga pengajar, kelemahan pada rekruitmen guru, dan kekurangan peralatan. (zezenzn : sumber HU. Pelita)